MERGA SI LIMA

Diposting oleh Unknown on Minggu, 07 Juni 2015

Orang Karo dikelompokkan dalam 5 marga yaitu Karo-Karo,Ginting,Tarigan,Sembiring dan Perangin-Angin. Maka dari itulah dinamakan Merga Si Lima "5 Marga". Setiap orang Karo harus memiliki marga kalau laki-laki,ataupun Beru kalau Perempuan. Didalam setiap Marga,ada beberapa sub-marga didalamnya. Dibawah ini tertera Lima marga dan sub-marganya beserta "Kuta Kemulihen" atau kampung halamannya. I. Marga Karo-Karo 1. Karo-Karo Purba Kuta kemulihen : Berastagi,Laucih,Kandibata,Kutakepar 2. Karo-Karo Ketaren Kuta Kemulihen : Ketaren,Pertampilen,Raya,Sibolangit,Kutabale 3. Karo-Karo Sinukaban Kuta Kemulihen : Bintang Meriah,Buluhnaman,Kabantua,Laulingga,Pernantin 4. Karo-Karo Sekali Kuta Kemulihen : Seberaya,Laugendek 5. Karo-Karo Sinuraya Kuta Kemulihen : Bunuraya,Kandibata,Singgamanik 6. Karo-Karo Sinuhaji Kuta Kemulihen : Aji si empat (Ajijahe,Ajijulu,Ajimbelang,Ujungaji) 7. Karo-Karo Jung Kuta Kemulihen : Batukarang,Kalang,Perbesi,Kutanangka 8. Karo-Karo Kemit Kuta Kemulihen : Mulawari,Kutabale 9. Karo-Karo Samura Kuta Kemulihen : Samura 10. Karo-Karo Bukit Kuta Kemulihen : Bukit,Buluhawar 11. Karo-Karo Sinulingga Kuta Kemulihen : Lingga,Bintang meriah 12. Karo-Karo Kaban Kuta Kemulihen : Kaban,Sumbul,Pernantin 13. Karo-Karo Surbakti Kuta Kemulihen : Gajah,Surbakti 14. Karo-Karo Kacaribu Kuta Kemulihen : Kacaribu,Kerapat,Kutagerat 15. Karo-Karo Sitepu Kuta Kemulihen : Naman,Sukanalu,Baganding 16. Karo-Karo Barus Kuta Kemulihen : Barusjahe,Buntu,Barusjulu,Talimbaru,Penampen. 17. Karo-Karo Gurusinga Kuta Kemulihen : Gurusinga,Rajaberneh,Rumahsumbul. 18. Karo-Karo Sinubulan Kuta Kemulihen : Bulanjulu,Bulanjahe II. Marga Ginting 1. Ginting Sini Suka,dinamakan juga Siwah Sada Ginting,karena ada 9 sektor yaitu : - Ginting Babo : Gurubenua,Munte,Kutagerat,Tongging - Ginting Sugihen : Juhar,Kutagugung,Sugihen - Ginting Gurupatih : Buluhnaman,Sarimunte,Laukapur - Ginting Suka : Berastepu,Linggajulu,Naman,Suka - Ginting Beras : Laupetundal - Ginting Bukit : - - Ginting Garamata : Rajatengah - Ginting Ajartambun : Rajameriah - Ginting Jadibata : Juhar 2. Ginting Munte Kuta Kemulihen : Kutabangun,Dokan,Munte 3. Ginting Pase Kuta kemulihen : Kutabangun 4. Ginting Manik Kuta Kemulihen : Tongging,Lingga 5. Ginting Seragih Kuta Kemulihen : Linggajahe.Jeraya 6. Ginting Sinusinga Kuta Kemulihen : Singa 7. Ginting Jawak Kuta Kemulihen : Cingkes 8. Ginting Tumangger Kuta Kemulihen : Kemkem,Kidupen 9. Ginting Capah Kuta Kemulihen : Bukit,Kalang III. Marga Tarigan 1. Tarigan Tua : Pergendangen 2. Tarigan Bondong : Lingga 3. Tarigan Gana-gana : Batukarang 4. Tarigan Gerneng : Cingkes 5. Tarigan Gersang : Berastepu,Nagasaribu,Kutaraya 6. Tarigan Jampang : Pergandengen 7. Tarigan Pekan : Sukanalu 8. Tarigan Purba : Purbatua,Tanjungpurba 9. Tarigan Silangit : Gunungmeriah 10. Tarigan Sibero : Juhar,Keriahen,Selakar 11. Tarigan Tambak : Kebayaken,Sukanalu,Cingkes 12. Tarigan Tambun : Binangara,Rakutbesi,Sinaman 13. Tarigan Tegur : Suka,Seribujandi 14. Tarigan Sahing : - IV. Marga Sembiring 1. Sembiring Keloko : Pergendangen 2. Sembiring Kembaren : Samperaya,Liangmelas 3. Sembiring Sinulaki : Silalahi 4. Sembiring Sinupayung : Jumaraya,Nageri 5. Sembiring Brahmana : Kabanjahe,Perbesi,Bekawan 6. Sembiring Bunuaji : Beganding,Sukatepu 7. Sembiring Busuk : Kidupen 8. Sembiring Colia : Kubucolia,Seberaya 9. Sembiring Depari : Munte.Perbesi,Seberaya 10. Sembiring Gurukinayan : Gurukinayan,Gunungmeriah 11. Sembiring Keling : Juhar,Rajatengah,Rajaberneh 12. Sembiring Maha : Laurenun,Martelu,Pasirtengah 13. Sembiring Meliala : Berastepu,Biaknampe,Kabanjahe 14. Sembiring Muham : Perbesi 15. Sembiring Pandebayang : Gurusinga,Buluhnaman 16. Sembiring Pandia : Beganding,Paying,Seberaya 17. Sembiring Pelawi : Ajijahe,Kandibata,Selandi 18. Sembiring Sinukapor : Pertumbuken,Sidikalang 19. Sembiring Tekang : Kaban V. Marga Perangin-Angin V. Marga Perangin-Angin 1. Perangin-Angin Sukatendel : Sukatendel 2. Perangin-Angin Kutabuluh : Kutabuluh,Buahraja 3. Perangin-Angin Jamborberingen : Laubuluh,Belingking 4. Perangin-Angin Jenambun : Jenambun 5. Perangin-Angin Bangun : Batukarang,Penampen,Jandimeriah 6. Perangin-Angin Keliat : Mardingding 7. Perangin-Angin Beliter : - 8. Perangin-Angin Kacinambun : Kacinambun 9. Perangin-Angin Mano : Pergendangen 10. Perangin-Angin Pinem : Sarintonu,Sidikalang 11. Perangin-Angin Sebayang : Gunung,Kuala,Perbesi 12. Perangin-Angin Laksa : Juhar 13. Perangin-Angin Ulunjadi : Juhar 14. Perangin-Angin Penggarun : Susuk 15. Perangin-Angin Uwir : Singgamanik 16. Perangin-Angin Sinurat : Kerenda,Beganding 17. Perangin-Angin Pancawan : Perbesi 18. Perangin-Angin Singarimbun : Kutambaru,Temburun 19. Perangin-Angin Limbeng : Pancurbatu 20. Perangin-Angin Benjerang : Batukarang 21. Perangin-Angin Namohaji : Kutabuluh 22. Perangin-Angin Perbesi : Seeraya,Kutabuluh 23. Perangin-Angin Tanjung : Pernampen,Berastepu

Lomba Seni "Dokan Art Festival"

Diposting oleh Unknown on Rabu, 22 April 2015

Dokan Art Festival yang akan berlangsung pada 15-17 Mei 2015 yang akan datang akan dimeriahkan dengan beberapa lomba terkait seni budaya Karo.


Demikian disampaikan oleh panitia, Estrada Ginting, kepada Sora Sirulo [Rabu 22/4].
Adapun jenis seni budaya Karo yang diperlombakan menurut Estrada adalah: 1. Tari (Terang Bulan) untuk tingkat SMA, 2. Vocal Solo lagu Taneh Karo Simalem untuk tingkat SMA, 3. Ertudung untuk SMP dan SMA, dan 4. Erturur untuk tingkat SMP dan SMA.
Biaya pendaftaran untuk tari Rp 50.000/ group, untuk vokal solo, ertutur dan ertudung masing-masing Rp 25.000/ peserta.

Menurut Estrada, pendaftar telah dibuka dan akan ditutup pada tanggal 10 Mei 2015 (hari terakhir pendaftaran). Untuk informasi lebih lengkap mengenai acara Dokan Art Festival dan perlombaan-perlombaan yang dilaksanakan terkait acara ini, silah menghubungi kontak-kontak person berikut:

- Estrada Ginting 0877-2138-0959; Pin bb 75FEE220
- Tri Hadi Ginting 081262956835; Pin bb 7E6935A1
- Modesta Tarigan 081375645021

Artikel aslinya bisa dilihat disini

Sejarah Suku Karo

Diposting oleh Unknown

Suku Karo adalah suku  asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara.

Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Kabupaten Karo.Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo, dan memiliki salam khas, yaitu Mejuah-juah.

Sementara pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.Adapun keberadaan Rumah adat suku Karo atau yang dikenal dengan nama Rumah Si Waluh Jabu yang berarti rumah untuk delapan keluarga, yaitu Rumah yang terdiri dari delapan bilik yang masing-masing bilik dihuni oleh satu keluarga. Tiap keluarga yang menghuni rumah itu memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan pola kekerabatan masing-masing.

Sejarah Suku Karo

Menurut Kol. (Purn) Sempa Sitepu dalam buku "Sejarah Pijer Podi, Adat Nggeluh Suku Karo Indonesia" menuliskan secara tegas etnis Karo bukan berasal dari si Raja Batak. Ia mengemukakan silsilah etnis Karo yang diperoleh dari cerita lisan secara turun temurun dan sampai kepada beliau yang didengar sendiri dari kakeknya yang lahir sekitar tahun 1838.

Menurutnya, leluhur etnis Karo berasal dari India Selatan berbatasan dengan Mianmar.Menurut cerita yang disarikan oleh Sempa Sitepu, bahwa pada awalnya seorang maharaja yang sangat kaya, sakti dan berwibawa yang tinggal di sebuah negeri bersama permaisuri dan putra-putrinya, yang terletak sangat jauh di seberang lautan. Raja tersebut juga mempunyai seorang panglima perang yang sangat sakti, berwibawa dan disegani semua orang. Nama panglima itu ialah Karo keturunan India.

Pada suatu ketika, maharaja ingin pergi dari negerinya untuk mencari tempat yang baru dan mendirikan kerajaan baru. Ia mengumpulkan semua pasukannya dan menganjurkan semuanya untuk bersiap-siap untuk berangkat ke negeri seberang. Ia juga mengajak putrinya Si Miansari untuk ikut merantau. Miansari sangat senang mendengar berita itu, karena ia sedang jatuh cinta kepada panglima perang tersebut.

Akhirnya maharaja membagi kelompok dan Miansari memilih untuk bergabung dengan panglima perang. Mereka mulai berlayar menyeberangi lautan dengan rakit yang mereka buat sendiri.

Demikianlah mereka mulai berlayar dan mereka tiba si sebuah pulau yang bernama Pulau Pinang. Mereka tinggal di tempat itu untuk beberapa bulan. Dan mereka berburu untuk mencari makanan mereka. Suatu hari maharaja memandang ke sebelah selatan dan melihat suatu pulau yang lebih luas dan lebih hijau lagi. Ia berniat untuk menyeberang ke sana. Sore harinya ia mengumumkan kepada rakyatnya agar bersiap-siap untuk berlayar ke seberang.

Dalam perjalanan di tengah laut, mereka mengalami suatu musibah yang sangat dahsyat, yaitu angin ribut dan ombak yang sangat besar, sehingga mereka tercerai berai. Mereka sangat ketakutan dan beranggapan bahwa ajal mereka akan segera tiba. Tak disangka-sangka Miansari beserta panglima dan rombongannya terdampar di sebuah pulau yang tidak mereka kenal tetapi maharaja dan rombongannya yang tidak tahu di mana keberadaannya.

Dengan demikian Panglima dan Miansari sepakat untuk melarikan diri dan menikah. Mereka berangkat dan membawa dua orang dayang-dayang dan tiga orang pengawal. Mereka mengikuti aliran sungai dan mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.Dan tiba di suatu tempat.

Mereka tinggal di tempat itu beberapa bulan lamanya. Di pulau itu mereka hidup penuh dengan kebebasan. Pada waktu itu terjadilah peristiwa yang sangat penting, yakni panglima dan Miansari menikah disaksikan oleh dayang-dayang dan pengawal mereka.

Setelah itu mereka mulai lagi melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari tempat yang lebih aman. Mereka memasuki sebuah pulau yang tidak begitu jauh dari tempat mereka, yakni pulau Perca (Sumatra), dan tempat itu sekarang bernama Belawan.Dari tempat itu mereka kembali melanjutkan perjalanan menelusuri aliran sungai menuju pedalaman. Dan tibalah mereka di suatu tempat yang sekarang disebut Durin Tani.

Di sana terdapat sebuah gua yakni gua Umang . Di dalam gua itulah mereka beristirahat untuk beberapa hari sebelum mencari tempat yang lebih aman. Karena mereka menganggap tempat itu belum begitu aman maka mereka memutuskan untuk mencari kembali tempat yang lebih aman. Mereka menelusuri hutan dan mengikuti aliran sungai menuju daerah pegunungan.

Setelah beberapa hari lamanya mereka berada dan berjalan di tengah hutan belantara dan mereka melewati beberapa tempat yang bernama Buluhawar, Bukum, maka tibalah mereka di suatu tempat di kaki gunung. Dan tempat itu diberi nama Sikeben berdekatan dengan Bandarbaru. Mereka tinggal di situ beberapa bulan lamanya. Namun karena Si Karo melihat bahwa masih ada tempat yang lebih indah dari pada tempat itu, ia memutuskan agar mereka kembali berjalan menelusuri hutan. Akhirnya mereka tiba di kaki gunung Barus. Dan melanjutkan perjalanan ke gunung Barus tersebut. Mereka sangat senang melihat pemandangan yang begitu indah dan sejuk.

Mereka sangat senang dan mereka semua setuju bila mereka tinggal di tempat itu. Tetapi Si Karo kurang setuju dengan permintaan teman-temannya, karena ia melihat bahwa tanah yang ada di tempat itu tidak sama dengan tanah yang ada di negeri mereka. Ia kemudian memutuskan untuk mencari tempat lain. Keesokan harinya mereka beristirahat di bawah sebuah pohon "jabi-jabi" (sejenis beringin). Si Karo mengutus seekor anjing untuk menyeberang sebuah sungai, untuk melihat keadaan. Dan anjing itu kembali dengan selamat. Maka mereka juga menyeberang sungai itu. Mereka menamai sungai itu Lau Biang, dan pada saat ini sungai ini masih ada.

Beberapa hari kemudian tibalah mereka di suatu tempat, dan tanah yang terdapat di tempat itu juga memiliki kemiripan dengan tanah yang ada di negeri mereka. Mereka sangat bergembira, dan bersorak-sorai. Daerah tempat mereka tinggal itu bernama Mulawari yang berseberangan dengan si Capah yang sekarang Seberaya. Dengan demikian si Karo dan rombongannya adalah pendiri kampung di dataran tinggi, yang sekarang bernama dataran tinggi Karo (Taneh Karo).

Dari perkawinan si Karo (nenek moyang Karo) dengan Miansari lahir tujuh orang anak. Anak sulung hingga anak keenam semuanya perempuan, yaitu: Corah, Unjuk, Tekang, Girik, Pagit, Jile dan akhirnya lahir anak ketujuh seorang laki-laki diberi nama Meherga yang berarti berharga atau mehaga (penting) sebagai penerus. Dari sanalah akhirnya lahir Merga bagi orang Karo yang berasal dari ayah (pathrilineal) sedangkan bagi anak perempuan disebut Beru berasal dari kata diberu yang berarti perempuan.

Merga akhirnya kawin dengan anak Tarlon yang bernama Cimata. Tarlon merupakan saudara bungsu dari Miansari (istri Nini Karo). Dari Merga dan Cimata kemudian lahir lima orang anak laki-laki yang namanya merupakan lima induk merga etnis Karo, yaitu:

  1. Karo. Diberi nama Karo tujuannya bila nanti kakeknya (Nini Karo) telah tiada Karo sebagai gantinya sebagai ingatan. Sehingga nama leluhurnya tidak hilang.
  2. Ginting, anak kedua.
  3. Sembiring, diberi nama si mbiring (hitam) karena dia merupakan yang paling hitam diantara saudaranya.
  4. Peranginangin, diberi nama peranginangin karena ketika ia lahir angin berhembus dengan kencangnya (angin puting-beliung).
  5. Tarigan, anak bungsu.
Artikel aslinya bisa dilihat disini

Harto Tarigan - Kecepe Tangas Tangas

Diposting oleh Unknown

KECEPE TANGAS TANGAS

Rumah kena lebe yaa,bapak lawes cari makan
Ula kena mbiar yaa,perpanta kari labo lolo
Gia bengkauta kacepe ngenca tertukur
Bagem tangas-tangasken nakku
Adumna belgangken kena taruk e.

Ula kena gutul yaa,sampati nandenta e
Ula morah-morah yaa,bagenda gia taktak cibalta
Geluh mesera tempa la ersima-sima
Kuli pecok kin pe dahinku nakku
Nanam kelengku lebihen asa pejabat tinggi e

Reff:
Sapo-saponta e nakku,Galangna nge kitik...
Adi isina roncah-oncah ije,siateta ngena...
Kuli-kuli e pe nakku,upahna nge sitik...
Bekas tinukur na e lebihen nge asang,hasil korupsi e...

Tutung sukat,belgang jambe...
Ula rubat-rubat,ula kari getuk nande...
Cimen si molah-olah,pinter lalu kuta buluh...
Adi enggo sekolah,mela malu di la beluh...

Usman Ginting - Tuak Raru 2

Diposting oleh Unknown

TUAK RARU 2

kutatap teko kok kosong
bagi perkosong kantong
pagi saja kita erkita pal aku nggo mulai tinggi
harus maklum harus di mengerti
jaga langganen pal jumpa denga kita pagi

tuak tuhu pandang rendahan
dari pada nukur inemen oplosen
ula kami anggapndu orang-orang pinggiren
lenga tentu si pulung e mantan pimpinen
ula kami anggapndu tidak tau aturen
lenga tentu kami lebih berpengalamen

ula cidahkenndu ndu man bangku sabu sprenti
si jemakndu ena pal banci tangkap polisi
ula ceritakenndu man bangku harta doni
si carikenndu ena pal pagi la siat bas peti mati

pernah aku tading kota jadi pegawai rendahan
hitung hitung la bias uang makan
pindah tugas jadi pegawai pabrik
maklum gaji pe sitik
ikut lembur kin pe lalap terjepit

ongkosku mulih kirimken nande gia sitik
luahku bana ku baba dodol ras dua sendal jepit
gundari aku tading kuta maka kita jumpa
gundari aku tading kuta menghibur diri
tuak asli saja ...

Maharani Br Tarigan - Aku Ratuna

Diposting oleh Unknown

AKU RATUNA

Cipt. Darto Keling
oh mama itingku kena ngenca ateku
teman geluhku asa metua
ula kam sangsi ula kam ragu
nande tiganna setia selamanya

ate ngena pas bagi matawari
la nggo medu lalap ia nerangi doni
aku cinta man bandu sepenuh hati
tigan janji labo pagi tendu mesui

ma itingku rasa lalap kukelengi kam pagi
tiap wari ku tami-tami
ku sayangi uga nindu ngaloi nde tiganndu
galah kita pagi ersada
aku ratu kena rajana

Maharani Br Tarigan - Perbuah Galuh

Diposting oleh Unknown

PERBUAH GALUH

Voc. Maharani Br Tarigan
Cipt. Ramses Sembiring

ula nai kam ragu ula nai kam sangsi
adi kerna aku nggo pasti metami
Karo mama Karoku kam jantung hatiku
Ribu bere Ribuku kam buah baraku

turah batang sibaguri lanai bo pagi terosari
turah keleng ras ate jadi lanai bo pagi tersambari
rumah siwaluh jabu empat palasna
adi enggo kita erjabu
ula min selpat ateta ngena

sikelengen kel kita siajar-ajaren duana
nangkeng ras kincuah pe pagi ras kita duana
bagi perbuah batang galuh enda sekali ngenca ia erbuah
adina enggo kita erjabu ula min pagi lit si ngobah

tuhu i rakut redan i pola gelah ula sirang ia duana
adi enggo ersada aku ras kena radu-radu setia min kita
tuhu i rakut redan i pola gelah ula sirang ia duana
adi enggo ersada aku ras kena radu-radu setia min kita